Akhir pekan yang lalu saya kembali mengexplore sebuah pantai yang katanya surganya Slowspeed bagi para pecinta fotografi. Yaitu pantai klayar yang terletak di desa Kalak, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Berjarak sekitar 100 km dari kota jogja.
Sejak awal emang berniat untuk bermalam disana selama sabtu-minggu bersama 7 orang kawan dengan maksud agar lebih puas mengexplorasi daerah disekitar pantai klayar, namun apa dikata pada hari H tinggal tersisa dua orang saja yang masih tahan terhadap godaan tanggal tua, transport, tempat nginap ,cuaca tak menentu dan masih banyak lagi godaan-godaan syai*an yang terkutuk lainnya
Meskipun cuma berdua ,kamipun tetap berangkat dari jogja sekitar pukul 14.00 dengan rute yang ditempuh mulai dari jalan Piyungan - patuk - wonosari - semanu - ponjong - pracimantoro - paranggupito - kalak - klayar.
Dan memang benar bukan hal yang mudah untuk sampai ke tempat tujuan , baru sampai patuk saja sudah diguyur hujan deras plus angin kencang yang membuat kami harus berhenti ngeyup beberapa saat untuk mengenakan mantel egois masing-masing. (mantel egois = 1 set mantel baju + celana utk 1 orang).
Setelah melanjutkan perjalanan rupanya sampai daerah Semanu cuaca berubah menjadi kering kerontang lagi.. #Jigurtenan , entah dengan rasa males atau tak tau malu tetep saja tancap gas hingga masuk di kecamatan pracimantoro kabupaten wonogiri dengan mantel yang masih melekat ditubuh.
Jalanan di pracimantoro cukup melelahkan apalagi dengan aspal penuh tambal-tambalan ,mungkin saking semangatnya nambal aspal hingga aspal yang ditambal hampir membentuk polisi tidur #Asembtenan .
Dari pracimantoro masuk ke arah paranggupito alias menuju ke arah selatan untuk mencari pesisir pantai. Daerah ini juga tak kalah serunya karena penuh dengan tanjakan-tanjakan jahanam yang tiba-tiba menghadirkan jurang didepan.
Apabila dari paranggupito ini keselatan terus maka kita akan sampai ke sebuah pantai yaitu pantai nampu, namun kami ambil jalur arah ke kiri untuk menuju ke jawa timur.
Setelah beberapa saat sampailah di pantai klayar sekitar pukul 16.30an, lalu cek-cek barang dan sepertinya ada yang janggal .....emmm... rupanya celana mantrolku kabur dijalan #Singotenan , diperkirakan saat perjalanan melewati pracimantoro tadi . dengan berat hati terpaksa aku harus merelakan perpisahan ini
Di pantai klayar tak ada lahan parkir khusus untuk kendaraan baik motor maupun mobil , hanya asal parkir dilahan kosong yang penting aman.
Perasaan cemas karena tak akan bisa mendapatkan sunset rupanya tidak terjadi . meski langit terlihat abu-abu namun lebih dominan cerah dan sunset masih dapat disaksikan. namun untuk masuk ke bagian pantai klayar yang bertebing di sisi timur harus menggunakan jasa guide dan sialnya waktu itu sudah menunjukkan pukul 17.00 lebih sedikit yang mana para guide akan kembali dan tempat segera ditutup .
Untungnya masih ada guide yang masih mau mengunggu kami meski dengan wajah letih, namanya pak Udin, itupun kami cuma diberi waktu sekitar 30 menit. ombak pada saat itu memang cukup besar dan pada bagian yang orang-orang menyebutnya sebagai seruling laut tersebut juga cukup berbahaya karena semburan ombak bisa mencapai 10 meter, dan apabila kita tidak waspada dapat tersedot kembali kebawah atau ke laut.
Tiang listrik yang menggangu pemandiangan
Setelah selesai kamipun kembali keparkiran untuk bersiap-siap mencari penginapan, rupanya pak Udin juga menawarkan rumahnya untuk tempat kami menginap meskipun disekitar klayar juga ada penginapan dengan tarif sekitar Rp. 100.000 semalam. Akhirnya kamipun diberi pilihan untuk menginap di rumahnya atau di warung pinggir pantai kepunyaan saudaranya.
Kamipun akhirnya memilih untuk tidur di emperan warung tempat saudaranya pak Udin dengan alas kursi panjang yang tentunya kurang bersahabat dengan punggung dan bokongku. Listrik juga belum masuk ke pesisir pantai, dan direncanaka bulan desember 2012 segera dipasang ,kita tunggu saja entah akan benar-benar terealisasi atau molor seperti biasa.
.
.
.
Dimalam yang bener-benar gelap gulita ini ditambah langit mendung penuh dengan kilatan halilintar yang seolah-olah memberi aba-aba akan dijatuhkannya air dari langit, mencoba berjam-jam untuk memejamkan mata namun sungguh susahnya minta ampun.
diluar tak ada suara lain selain gonggongan anjing dan deburan ombak yang lama-lama terasa mendekat. nyamukpun tak mau menyerah untuk menguber-uber kami seolah-olah baru pertama kali melihat manusia
----------------------------------- MINGGU ------------------------------------
Sebelum pagi diriku sudah terbangun untuk bersiap-siap menyongsong sunrise di pantai klayar, namun sepertinya mentari terlambat hadir karena masih tertutup awan mendung .
Tak disangka-sangka pak Udin juga sudah berdiri di sampingku untuk mengajak jalan-jalan ke tempat yang menarik + menantang disekitar pantai klayar ,
Beruntung ada pak Udin yang mengajak kami naik ke tebing , coba kalo gak ada gak bakalan bisa naik apalagi tebing ini sudah di tandai dengan kaos berwarna merah pertanda daerah ini berbahaya untuk umum.
Selanjutnya kami diajak ke sebuah tempat favorit yang sering dipakai untuk foto prewedding , yaitu sebuah tempat yang dimana ditempat itu ada sebuah kolam yang terisi karena luapan ombak yang menerpa batuan karang sehingga akan membentuk seperti air terjun. namun pada saat kami kemari tak ada ombak satupun yang datang dan misi ini terancam gatot (gagal total).
Setelah waktu agak siang kamipun harus beranjak pergi dengan tujuan berikutnya adalah karang bolong yang berada disebelah barat pantai klayar, sebelum itu tak lupa kami memberikan sedikit uang seikhlasnya ke pak Udin atas tumpangan tempat tidur serta sudah meng'guide kami ke tempat-tempat yang extreme.
.
.
Melalui sebuah jalan setapak yang penuh batu akhirnya sampai juga disebuah tempat yang lumayan luas, bahkan untuk terminalpun muat ,kata pak Udin. dari tempat ini kita bisa melihat pantai klayar dari atas serta melihat barisan tebing yag berjejer ditepi barat.