Untuk kedua kalinya diriku ke pantai pok tunggal gara-gara liat papan kayu yang menunjukkan arah ke pantai ini sudah dibuat meskipun jalannnya juga masih belum bagus. sebelumnya diriku juga pernah kesini namun dengan jalan yang ilegal ,karena cuma iseng-iseng trekking dari pantai watulawang mumpung saat itu air laut lagi setengah surut, dan harus buru-buru kembali sebelum air laut pasang.
Rupannya pantai pok tunggal ini sudah dibuka oleh warga setempat meskipun belum ada fasilitas apa-apa dipantai ini. Mungkin karena imbas suksesnya pantai indrayanti yang membuat pantai-pantai disekitarnya mulai berbenah seperti sundak timur, watulawang, dan pok tunggal.
Kebetulan waktu itu pantai pok tunggal sedang surut sehingga banyak sekali warga yang sibuk mencari rumput laut dan biota laut disepanjang pantai ini. Dan akupun juga tak tinggal diam, mumpung banyak orang, aku juga ikut susur pantai ke arah timur dari pantai pok tunggal dengan kaki bugil
Hingga akhirnya sampailah di sebuah pantai yang cukup luas dan panjang dengan dikelilingi tebing yang tinggi. Pantai ini sepi dan tak berpenghuni lawong tak ada jalan masuknya karena memang benar-benar terjepit oleh tebing yang tinggi itu tadi. Yang ada hanyalah gubuk yang dibangun untuk peristirahatan para pencari rumput laut.
Sempat bertanya juga dengan seorang warga yang sedang istirahat, katanya tempat ini adalah pantai watu nenen atau watu neneng gitu soalnya suaranya agak kabur gara-gara suara deburan ombak yang mulai membesar
Dan aku juga menanyakan apakah ada jalan lain untuk kembali ke pantai pok tunggal ? (dengan harapan ada jalan pintas yang lebih bagus dari pada nginjak-nginjak karang dengan kaki telanjang )
Dan ternyata tidak ada!, kalaupun mau juga harus menaiki tebing tinggi tersebut itupun masih ngalang tambah jauh. Wadooh!!
Akhirnya dengan penuh