Melanjutkan perjalanan yang sebelumnya yaitu dari candi abang menuju ke Candi banyunibo yang terletak di sebelah selatan Desa Cepit, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, DIY. Rupanya masih jauh juga bila ditempuh menggunakan sepeda.. fiuuh .
Candi ini masih satu jalur dengan candi Ratu boko, hanya saja letaknya yang di tengah sawah dan hampir tidak kelihatan yang membuat candi ini sering terlewatkan oleh wisatawan.
Dari kejauhan sebenarnya cukup kelihatan walau hanya penangkal petir dan ujung stupanya. Setelah semakin mendekat malah justru gak kelihatan karena tingginya persawahan yang ditanami rumput gajah (Pennisctum purpureum) dan pohon pisang.
Sempat berputar-putar dipersawahan hanya karena tidak bisa menemukan dimana jalan masuknya , lawong papan penunjuknya juga gak ada. Yang ada malah papan “Pemulung dilarang masuk”
Setelah mondar-mandir akhirnya ketemu juga yang namanya candi banyunibo, masuk Cuma dikenakan Rp.2000 per orang. banyunibo sendiri artinya air yang jatuh atau bisa juga air yang menetes.
Candi Banyunibo menerupakan candi yang bercorak budha dari abad IX. Dari beberapa sumber Candi ini ditemukan dalam keadaan runtuh dan mulai diteliti dan digali mulai 1940.
Bila dilihat dari beberapa sudut bangunanya memang banyak bagian yang baru, seperti pada atap dan pintu masuk karena pahatan sudah terlihat halus dan rapi.