Berawal dari ajakan dari seorang kawan untuk ngepit (bersepeda) ke candi Ratu Boko di hari sabtu pagi, diriku mancal berangkat dari rumah sekitar pukul 05.30 WIB, cukup semangat di pagi hari itu padahal hari-hari biasa bangun pagi selalu pukul 07.00 WIB
Rute yang ditempuh melewati titik 0 km jogja ketimur terus hingga jalan kusumanegara, per4an gedong kuning masih ketimur , nyeberang ring road, lalu ketimur lagi hingga sampai berbah sleman.
Jalanan masih lumayan lengang (kecuali pasar) karena belum jamnya anak-anak berangkat sekolah dan sawahpun masih berselimut kabut, jarang-jarang sekali aku melihat pemandangan seperti ini.
Tujuan pertama adalah candi abang yang terletak di Padukuhan Candi Abang Jogotirto, Berbah, Sleman. Meski sudah di kecamatan berbah namun masih belum tau juga posisinya dimana candi tersebut, akhirnya diriku istirahat sejenak disebuah jembatan untuk poto pre wedding
Ups! :
Setahuku candi abang memang berada di atas sebuah bukit namun belum ketemu juga bukitnya, hingga tanya-tanya kesetiap orang yang ada dipinggir jalan. Dan akhirnya kutemukan juga persembunyiannya..
Dipinggir jalan terlihat sebuah situs purbakala berupa batu yang dipahat menyerupai goa, dan ternyata tempat tersebut adalah Goa Sentono. Dari beberapa pahatan tersebut terlihat sebuah lingga yoni dan pahatan Trimurti ,sepertinya situs purbakala ini berlatar belakang agama Hindu.
Dari goa sentono ini masih harus naik lagi ke atas bukit untuk menuju ke candi abang dengan jalan yang terus menanjak, dan jalananpun berupah menjadi gundukan batu-batu yang tentunya sulit kalo dilewati kendaraan bermotor, tapi untugnya diriku ngonthel..
Yakk.. inilah penampakan candi abang, kurang lebih seperti rumahnya Teletubbies . Tempatnya lumayan sejuk dipagi hari dengan rumput yang basah bermandikan dengan embun.
Dilihat memang tidak seperti lazimnya sebuah candi yang identik dengan batu dan relief. Namun jika dilihat dari struktur bentuknya memang seperti bekas candi. Dibagian atas nya masih terlihat bekas-bekas batu bata merah (abang) sebagai bukti bahwa gundukan ini dibangun menggunakan batu bata merah. Tidak diketahui juga candi ini bercorak hindu atau budha dan siapa kontraktornya.
Sepertinya kerinduanku akan batu candi masih belum terobati, dan perjalanan masih berlanjut ke candi-candi berikutnya yaitu candi banyunibo, barong , dan ratu boko.